Ruangan ini menampilkan diorama suasana pada masa perjuangan kemerdekaan di Tanah Batak. Masa - masa ini terjadi di tahun 1945 - 1949 yang diwarnai dengan aksi polisionil yang dilakukan penjajah Belanda di berbagai tempat di Nusantara, termasuk di Tanah Batak.
Dengan lukisan bertemakan suasana aksi invasi pasukan Belanda ke Danau Toba, patung Jenderal Simon Hendrik Spoor beserta anak buahnya mengendarai Jeep Willys.
Didepannya menghadang dengan gagah berani pejuang Batak mengangkat kepalnya sebagai simbol perlawanan. Di sisi patung pejuang Batak berdiri pula patung Kolonel Alexander Evert Kawilarang, yang pernah bertugas di daerah Tapanuli untuk menginspeksi dan menata barisan pejuang Batak dalam melawan penjajah Belanda.
Berseberangan dengan diorama, berdiri dengan tegap bersebelahan patung boru Batak yang menjadi relawan Palang Merah Indonesia dengan Baringin Sitompul, seorang pejuang gagah berani dari Toba yang terkenal dengan julukan “Si jenggut”.
Kedua tokoh ini sangat memegang peranan penting pada masa itu dimana keberanian relawan Palang Merah sangat luar biasa sehingga menginspirasi terciptanya lagu terkenal “Butet”.
Galeri ini juga dilengkapi dengan sekumpulan sisa - sisa peninggalan perang yang ditemukan di seputaran Toba.
Discussion about this post